Pemimpin yang bijak..

Semua pasti udah liat rekaman diata pidato Presiden Amerika Serikta Barrack “Barry” Obama..  Pidato dalam Kuliah Umum di Universitas Indonesia tanggal 10 November 2010  (bertepatan dengan Hari Pahlawan) dihadapan sekitar 6000 undangan..

Sederhana, humoris tanpa menghilangkan kesan berwibawa dalam dirinya..

Pada hakikatnya setiap orang merupakan pemimpin, sebagaimana sabda Nabi Muhammad saw: Kullukum ro’in wa kullukum mas’ulun an ro’iyyatihi. Setiap kalian adalah pemimpin, dan akan dimintai pertanggung jawaban dari kepemimpinannya itu.

Bagaimana cara menuju kesana, bagaimana cara kita menjadi pemimpin yang bijak?.. ada sedikit share dari saya, yang mungkin bisa ditambahin rekan-rekan..

Bisa Menahan Emosi
Secara singkat mungkin hal ini menggambarkan bahwa orang yang temperamental, mudah marah, meledak-ledak, gampang tersinggung akan sulit menjadi pemimpin bijak. Orang yang bijak adalah orang yang terampil mengendalikan diri. Untuk kita yang termasuk orang yang mudah marah maka jika bertindak biasanya cenderung tergesa-gesa. Orang-orang yang emosional tersinggung sedikit akan sibuk membela diri dan membalas menyerang,  ini tidak bijaksana karena yang dicari adalah kemenangan pribadi bukan kebenaran itu sendiri.
Tidak Egois
Orang yang egois jelas tidak akan dapat menjadi pemimpin bijak, karena bijak itu pada dasarnya ingin kemaslahatan bersama, orang yang egois biasanya hanya menginginkan kebaikan untuk dirinya sendiri. Orang yang bijak adalah orang yang mau berkorban untuk orang lain bukan mengorbankan orang lain untuk kepentingan dirinya sendiri.
Suka, Cinta dan Rindu pada Nasihat
Malu bertanya sesat dijalan, berlaku juga dengan nasihat. Jika kita di beri nasihat seharusnya kita berterima kasih. Jika kita tersinggung karena di sebut bodoh maka seharusnya kita tersinggung jika disebut pintar karena itu tidak benar. Jika kita alergi terhadap kritik, saran, nasehat atau koreksi maka kita tidak akan bisa menjadi pemimpin yang bijak. Jika seorang pemimpin alergi terhadap saran atau nasehat, bahkan memusuhi orang atau bawahannya yang mengkritik, maka dia tidak akan pernah bisa menjadi pemimpin yang baik dan bijak.
Memiliki Kasih Sayang Terhadap Sesama
Rasa sayang yang ada diharapkan tetap berpijak pada rambu-rambu yang ada seperti ketegasan. Diriwayatkan bahwa orang yang dinasehati oleh Rasulullah secara bijak berbalik menjadi orang yang lebih baik dari sebelumnya. Orang-orang yang bijak akan sayang terhadap sesama. Berbeda dengan orang-orang yang hidup penuh dengan kebencian, dimana kepuasan batinnya adalah menghancurkan orang lain. Pemimpin sebaiknya memiliki kasih sayang yang berlimpah tidak hanya pada waktu di tempat tugas saja. Tetapi kasih sayangnya juga tidak hanya untuk satu pihak atau kelompok melainkan merata untuk semua golongan.
Selalu Berupaya Membangun
Orang yang bijak tidak hanyut oleh masa lalu yang membuat lumpuh tetapi selalu menatap ke depan untuk memperbaiki segalanya. Pemimpin yang bijak akan membangkitkan semangat bawahannya yang lemah, menerangi sesuatu yang gelap. Jika melihat orang yang berdosa, maka ia akan bersemangat untuk mengajak orang tersebut untuk bertaubat. Pemimpin yang bijak ingin membuat orang maju dan sangat tidak menyukai kehancuran dan kelumpuhan kecuali bagi kebatilan. Semangat pemimpin yang bijak adalah semangat untuk maju tidak hanya untuk dirinya tetapi juga bagi bawahannya dan orang lain disekitarnya.

Jadi yang dibutuhkan seorang pemimpin bijak adalah pribadi yang tidak emosional, tidak egois, penuh kasih sayang, cinta akan nasihat dan memiliki semangat terus menerus untuk membangun dirinya, bawahannya atau yang dipimpinnya.

Pemimpin yang bijak tidak peduli akan popularitas dan tidak peduli dengan adanya pujian manusia karena kuncinya adalah ketulusan hati, adalah tidak akan bisa bijak jika kita selalu mengharapkan sesuatu dari apa yang kita lakukan.

Kita hanya akan menikmati sikap bijak jika kita bisa memberikan sesuatu dari rizki kita, bukannya mengharapkan sesuatu dari yang kita kerjakan.

Wallahu a’lam bishshawab.

*) sumber Training&Development

Warm regards,

MEDI

2 Responses to “Pemimpin yang bijak..”

  1. Kapan akan lahir pemimpin yang bijaksana, yang ada hanya bos yg juana

    kenapa harus menunggu lahir pemimpin yang bijak?? bagaimana kalau anda, saya atau kita yang melahirkan, membentuk atau menciptakan pemimpin yang bijak.. cerita ini bukan bermaksud mencari figur pemimpin yang bijaksana, tapi mengingatkan bagaimana kita bisa menjadi seorang pemimpin yang bijaksanan..semoga berkenan..

  2. aku seneng,dgn baca ne,jd aku bs bljar lbh bk,jd seorang pemimpin,,,,,,,,,,thank,

Leave a comment